permanayoga

Archive for December 2008

imagesKetika Tuhan menciptakan Wanita pada hari ke enam, DIA lembur pada hari ke enam. Malaikat datang dan bertanya, “Mengapa begitu lama Tuhan?”

Tuhan menjawab, “Sudahkah engkau melihat semua detail yang Saya buat untuk menciptakan mereka(Wanita)?”

“Dua tangan ini harus bisa dibersihkan, tapi bahannya bukan dari plastik, setidaknya terdiri dari banyak bagian yang bisa digerakkan dan berfungsi baik untuk segala jenis makanan. Mampu menjaga banyak anak di saat yang bersamaan. Punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan, dan semua dilakukannya cukup dengan menggunakan dua tangan ini”.

Malaikat itu takjub!

“Hanya dengan dua tangan? Imposible, dan itu model standard”.

“Sudahlah Tuhan, cukup dulu untuk hari ini, besok kita lanjutkan lagi untuk menyempurnakannya.”

“Oh, tidak SAYA akan menyelesaikan ciptaan ini, karena ini adalah ciptaan favorit SAYA.”

“Oh ya, dia juga mampu menyembuhkan dirinya sendiri, dan bisa bekerja 18 jam sehari.”

Malaikat mendekat dan mengamati bentuk wanita ciptaan Tuhan itu.

“Tapi ENGKAU membuatnya begitu lembut Tuhan?”

“Yah saya membuatnya lembut, tetapi engkau belum bisa bayangkan kekuatan yang SAYA berikan agar mereka dapat mengatasi banyak hal yang luar biasa.”

“Dia bisa berfikir? Tanya Malaikat.”

Tuhan menjawab, “Tidak hanya berfikir dia mampu bernegosiasi”

Malaikat menyentuh dagu wanita itu, “Tuhan, ENGKAU buat ciptaan ini kelihatan lelah dan rapuh! Seolah terlalu banyak beban baginya.”

“Itu bukan lelah dan rapuh, tapi itu adalah air mata, koreksi Tuhan.”

“Untuk apa? Tanya Malaikat.”

Tuhan melanjutkan, “Air mata adalah salah satu cara dia mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan dan kebanggaan.”

“Luar biasa, ENGKAU jenius Tuhan, kata Malaikat”

“ENGKAU memikirkan segala sesuatunya, Wanita ciptaan-Mu ini akan sungguh menajubkan!”

“Ya pasti, Wanita ini akan memiliki kekuatan mempesona laki-laki, dia dapat mengatasi beban bahkan melebihi laki-laki. Dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri. Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit. Mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan.”

Kemudian Tuhan masih melanjutkan penjelasannya, “Dia berkorban demi orang yang dicintainya. Mampu berdiri melawan ketidakadilan. Dia tidak menolak kalau melihat yang lebih baik. Dia menerjunkan dirinya untuk keluarganya. Dia membawa temannya yang sakit untuk berobat. Itu semua menunjukkan bahwa Cintanya tanpa syarat.”

“Dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang. Dia girang dan bersorak saat melihat kawannya tertawa. Dia begitu bahagia mendengar kelahiran.”

“Hatinya begitu sedih mendengar berita sakit dan kematian. Tetapi Dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi hidup. Dia tahu bahwa ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka.”

“Hanya ada satu hal yang kurang dari Wanita, Dia lupa betapa berharganya dia

Wanita sungguh ciptaan Tuhan yang luar biasa, tidak heran jika Wanita dapat menjadi Ibu yang luar biasa…SuperMom…selamat Hari Ibu.

1_449704264l1Panitia CLASSICAL “With Care To Share” mengadakan acara pentas seni yang berkonsep amal digelar di lapangan SMAN 16 Surabaya pada tanggal 13 Desember 2008, pkl 8:00 s/d 17:00WIB.

Untuk menyukseskan program With Care To Share, kami membuka penyaluran donasi ke rek. BCA di no. Rek. 822 042 7812 a.n. Fitri Purwandani.

Diharapkan kepada para anda agar dapat berpartisipasi. Karena dana yang kami terima bukan untuk operasional kegiatan, melainkan akan langsung disalurkan kepada Surabaya Positif Community, sebuah LSM yang menangani orang-orang dengan HIV/AIDS.

Terima kasih atas perhatiannya.

Salam With Care To Share!

a/n Panitia

Yanuar Pribadie

Berbagai macam cerita yang pernah saya dengar dan baca, serta tidak sedikit yang dapat diambil hikmah. Meskipun sepintas teringat di pikiran saya. Baiklah, sambil mengingat-ingat sambil diketik. Cerita lagi deh…

Ada seorang gadis kecil sebut saja namanya Asinna (nama yang aneh…pengen nama yang unik sih). Suatu hari Asinna diajak ayahnya berjalan-jalan. Di tengah perjalanan, mereka harus melalui sebuah jembatan kecil di atas sebuah sungai.


Ayah Asinna sedikit khawatir. Ia berkata pada Asinna, “Asinna, ayo genggam tangan Papa. Biar kamu tidak jatuh ke sungai.”


“Tidak,” tolak Asinna. “Seharusnya, Papa yang menggenggam tanganku”.


“Lho, memang apgenggaman-tangan1a bedanya?” tanya ayahnya bingung.

“Berbeda sekali, Papa. Jika aku yang menggenggam tangan Papa dan terjadi sesuatu pada diriku, bisa saja genggamanku terlepas. Tapi, jika Papa yang menggenggam tanganku, apapun yang terjadi, aku yakin Papa tidak akan melepaskan genggaman Papa padaku,” jawab Asinna.


Ayah Asinna sangat terkejut mendengar jawaban dari anaknya. Setelah dipikirkan kembali, ia merasa apa yang dikatakan oleh anaknya sangat benar. Jadi, ia menggenggam tangan anaknya dengan penuh kasih untuk menyeberangi jembatan itu.


Apa arti cerita ini?


Wah, apa ya? Mmm…Kepercayaan tidak sekedar mengikatkan diri satu sama lain. Namun, kepercayaan harus bisa saling mempersatukan. Jadi, genggamlah tangan orang yang kita sayangi, daripada mengharapkan orang itu menggenggam tangan kita.

pakisAlkisah, tersebutlah seorang pria yang putus asa dan ingin meninggalkan segalanya. Meninggalkan pekerjaan, hubungan, dan berhenti hidup. Ia lalu pergi ke hutan untuk bicara yang terakhir kalinya dengan Tuhan Sang Maha Pencipta.

“Tuhan,” katanya. “Apakah Tuhan bisa memberi saya satu alasan yang baik untuk jangan berhenti hidup dan menyerah ?”

Jawaban Tuhan sangat mengejutkan, “Coba lihat ke sekitarmu. Apakah kamu melihat pakis dan bambu ?”.

“Ya,” jawab pria itu.

“Ketika menanam benih pakis dan benih bambu, Aku merawat keduanya secara sangat baik. Aku  memberi keduanya cahaya, memberikan air. Pakis tumbuh cepat di bumi, daunnya yang hijau segar menutupi permukaan tanah hutan. Sementara itu, benih bambu tidak menghasilkan apapun. Tapi Aku tidak menyerah.”

“Pada tahun kedua, pakis tumbuh makin subur dan banyak, tapi belum ada juga yang muncul dari benih bambu. Tapi Aku tidak menyerah.” bambu

“Di tahun ketiga, benih bambu belum juga memunculkan sesuatu. Tapi Aku  tidak menyerah.”

“Di tahun ke-4, masih juga belum ada apapun dari benih bambu. Aku tidak menyerah,” kataNya.

“Di tahun kelima, muncul sebuah tunas kecil. Dibanding dengan pohon pakis, tunas itu tampak kecil dan tidak bermakna. Tapi 6 bulan kemudian, bambu itu menjulang sampai 100 kaki. Untuk menumbuhkan akar itu perlu waktu 5 tahun. Akar ini membuat bambu kuat dan memberi apa yang diperlukan bambu untuk bertahan hidup.

“Aku tak akan memberi ujian yang tak sangup diatasi ciptaan-Ku,” kata Tuhan kepada pria itu.

“Tahukah kamu, anak-Ku, di saat menghadapi semua kesulitan dan perjuangan berat ini, kamu sebenarnya menumbuhkan akar-akar?”

“Aku tidak meninggalkan bambu itu. Aku juga tak akan meninggalkanmu.”

“Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain,” kata Tuhan.
Bambu mempunyai tujuan yang beda dengan pakis. Tapi keduanya membuat hutan menjadi indah.”

“Waktumu akan datang. Kamu akan menanjak dan menjulang tinggi.”

“Saya akan menjulang setinggi apa ?” tanya pria itu.

“Setinggi apa pohon bambu bisa menjulang?” tanya Tuhan

“Setinggi yang bisa dicapainya,” jawab pria itu.

“Ya, benar! Agungkan dan muliakan nama-Ku dengan menjadi yang terbaik,  meraih yang tertinggi sesuai kemampuanmu,” kata Tuhan.

Pria itu lalu meninggalkan hutan dan mengisahkan pengalaman hidup yang berharga ini.


Calendar

December 2008
M T W T F S S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  

Banner

Chat YM!

opi.jpg Chat Dengan Saya

Archives

Blog Stats

  • 9,122 hits

Visitors

IP